Sejarah Band Queen
Queen adalah sebuah band rock legendaris asal Inggris yang dibentuk di London pada tahun 1970. Band ini terdiri dari empat anggota, yaitu Freddie Mercury (vokalis, pianis), Brian May (gitaris, vokalis), Roger Taylor (drummer, vokalis), dan John Deacon (bassis). Queen dikenal dengan lagu-lagu mereka yang beragam dan inovatif, mulai dari rock progresif, hard rock, heavy metal, pop, opera, hingga disco. Queen juga terkenal dengan penampilan panggung mereka yang spektakuler dan energik, serta harmoni vokal yang khas.
Awal Mula Queen
Sejarah awal Queen dimulai pada tahun 1968 ketika Brian May dan Roger Taylor bersama-sama membentuk band bernama Smile bersama dengan bassist Tim Staffell. Mereka bermain di beberapa klub dan kampus di London dengan gaya musik yang dipengaruhi oleh band-band rock seperti The Beatles, The Who, Cream, dan Jimi Hendrix. Pada tahun 1970, Staffell memutuskan untuk keluar dari Smile untuk bergabung dengan band lain bernama Humpy Bong.
Staffell kemudian memperkenalkan temannya yang bernama Farrokh Bulsara kepada May dan Taylor. Bulsara adalah seorang mahasiswa seni asal Zanzibar yang memiliki minat besar terhadap musik rock. Ia juga seorang penggemar berat Smile dan sering menonton penampilan mereka. Bulsara kemudian mengajak May dan Taylor untuk membentuk band baru dengan nama Queen. Ia juga mengubah namanya menjadi Freddie Mercury sebagai nama panggungnya.
Queen kemudian mencari bassist baru untuk melengkapi formasi mereka. Mereka sempat mengaudisi beberapa orang, tetapi tidak ada yang cocok dengan gaya musik mereka. Akhirnya, pada tahun 1971, mereka menemukan John Deacon, seorang mahasiswa teknik elektronika yang juga seorang pemain bass yang handal. Deacon pun bergabung dengan Queen sebagai anggota keempat dan terakhir.
Kesuksesan Queen
Queen merilis album debut mereka yang berjudul Queen pada tahun 1973 dengan label EMI Records. Album ini mendapat sambutan yang kurang baik dari kritikus musik, tetapi mendapat pujian dari penggemar rock. Album ini menampilkan gaya musik yang berbeda dari band-band rock lain pada saat itu, dengan pengaruh musik klasik dan opera. Album ini juga menampilkan kemampuan vokal Mercury yang luar biasa dan permainan gitar May yang unik.
Album kedua Queen yang berjudul Queen II dirilis pada tahun 1974 dan mendapat respons yang lebih baik dari album pertama mereka. Album ini terbagi menjadi dua sisi, yaitu sisi putih yang berisi lagu-lagu ciptaan May dan Taylor, dan sisi hitam yang berisi lagu-lagu ciptaan Mercury. Album ini lebih kompleks dan eksperimental dari album sebelumnya, dengan penggunaan multi-track recording dan overdubbing untuk menciptakan harmoni vokal dan gitar yang lapis-lapis. Album ini juga menghasilkan singel pertama Queen yang masuk ke tangga lagu Inggris, yaitu “Seven Seas of Rhye”.
Album ketiga Queen yang berjudul Sheer Heart Attack dirilis pada tahun 1974 dan menjadi album pertama Queen yang sukses secara komersial di seluruh dunia. Album ini menampilkan gaya musik yang lebih bervariasi dan aksesibel dari album-album sebelumnya, dengan pengaruh musik hard rock, glam rock, pop,
Album-album Legendaris Queen
Setelah sukses dengan album Sheer Heart Attack dan A Night at the Opera, Queen terus meluncurkan album-album yang menjadi klasik dalam sejarah musik rock. Pada tahun 1976, mereka merilis album A Day at the Races yang merupakan sekuel dari A Night at the Opera. Album ini berisi lagu-lagu seperti “Somebody to Love”, “Tie Your Mother Down”, dan “Good Old-Fashioned Lover Boy”. Pada tahun 1977, mereka merilis album News of the World yang berisi dua lagu ikonik, yaitu “We Will Rock You” dan “We Are the Champions”. Album ini menjadi album terlaris Queen di Amerika Serikat.
Pada tahun 1978, Queen merilis album Jazz yang menampilkan gaya musik yang lebih eksperimental dan eklektik. Album ini berisi lagu-lagu seperti “Bicycle Race”, “Fat Bottomed Girls”, dan “Don’t Stop Me Now”. Pada tahun 1980, Queen merilis album The Game yang menjadi album pertama mereka yang menggunakan synthesizer. Album ini berisi lagu-lagu seperti “Another One Bites the Dust”, “Crazy Little Thing Called Love”, dan “Save Me”. Album ini juga menjadi album nomor satu pertama Queen di Amerika Serikat.
Pada tahun 1981, Queen merilis album Greatest Hits yang merupakan kompilasi dari lagu-lagu terbaik mereka dari tahun 1974 hingga 1981. Album ini menjadi album terlaris sepanjang masa di Inggris dengan penjualan lebih dari enam juta kopi. Pada tahun yang sama, Queen juga merilis album Flash Gordon yang merupakan soundtrack dari film dengan judul yang sama. Album ini berisi lagu-lagu instrumental dan vokal yang dibuat dengan menggunakan synthesizer dan efek suara dari film.
Pada tahun 1982, Queen merilis album Hot Space yang menampilkan gaya musik yang lebih dipengaruhi oleh genre disco, funk, dan R&B. Album ini berisi lagu-lagu seperti “Under Pressure” yang merupakan duet dengan David Bowie, “Body Language”, dan “Las Palabras de Amor”. Album ini mendapat kritikan dari penggemar dan kritikus yang menganggap bahwa Queen telah meninggalkan akar rock mereka. Pada tahun 1984, Queen merilis album The Works yang merupakan kembalinya mereka ke gaya musik rock klasik. Album ini berisi lagu-lagu seperti “Radio Ga Ga”, “I Want to Break Free”, dan “Hammer to Fall”.
Kematian Freddie Mercury dan Aktivitas Setelahnya
Pada tahun 1986, Queen melakukan tur dunia terakhir mereka dengan formasi asli. Mereka tampil di 26 negara dengan total penonton lebih dari satu juta orang. Penampilan terakhir mereka bersama-sama adalah di Knebworth Park, Inggris pada tanggal 9 Agustus 1986. Pada tahun 1989, Queen merilis album The Miracle yang merupakan hasil kerja sama kolektif dari keempat anggota tanpa menunjukkan siapa yang menciptakan lagu-lagu tertentu. Album ini berisi lagu-lagu seperti “The Miracle”, “I Want It All”, dan “The Invisible Man”.
Pada tahun 1991, Queen merilis album Innuendo yang merupakan album studio terakhir mereka dengan Mercury sebagai vokalis. Album ini berisi lagu-lagu seperti “Innuendo”, “The Show Must Go On”, dan “These Are the Days of Our Lives”. Album ini menunjukkan bahwa Mercury masih memiliki suara yang kuat meskipun kondisi kesehatannya semakin memburuk akibat AIDS. Pada tanggal 23 November 1991, Mercury mengumumkan secara resmi bahwa ia menderita AIDS melalui sebuah pernyataan pers. Keesokan harinya, ia meninggal dunia di rumahnya di Kensington.